Element of Drama

Posted: Sabtu, 22 Oktober 2011 by Shiro in
0

  • Character
  • Plot 
  • Theme 
  • Dialogue
  • Convention
  • Genre 
  • Audience 
  • Stagecraft 
  • Design
Theater Space 
The Proscenium Theater
The Thrust Stage 
The Arena Stage 
Variant Forms 
The Fixed Architectural Stage 
Auditoriums 
Set Design
Stage Facilities
Lighting Design 
Costume Design 
Mask
Makeup
Technical Production 
Sound and Sound Effects
  • Conversions
 
 sumber: http://litera1no4.tripod.com/elements.html
 

Substansi Genetika

Posted: Kamis, 20 Oktober 2011 by Shiro in
0

Kromosom
Jumlah kromosom setiap jenis makhluk hidup bervariasi. Kromosom terdapat di dalam inti sel dan tersusun atas persenyawaan protein dan asam nukleat yang disebut nukleoprotein. Asam nukleat berfungsi sebagai substansi genetik yang terdiri dari DNA dan RNA.
Struktur Kromosom
Kromosom akan tampak jelas jika sel sedang membelah. Kromosom terdiri dari sentromer (kinetokor) dan lengan. Sentromer merupakan kepala kromosom. Bagian ini bergantung pada serabut gelondong pada saat pembelahan. Adapun lengan kromosom merupakan bagian kromosom yang mengandung kromonema dan gen. Lengan dibungkus oleh selaput matriks.
Bentuk Kromosom
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.
· Metasentrik, yaitu sentromer terletak di tengah, bentuknya menyerupai huruf V.
· Submetasentrik, letak sentromer mengarah ke salah satu ujung kromosom, bentuknya seperti huruf J.
· Akrosentrik, letak sentromer dekat ujung kromosom sehingga membagi kromosom menjadi menjadi 2 lengan, yaitu satu pendek dan lengan yang lain sangat panjang.
· Telosentrik, letak sentromer di ujung kromosom sehingga kromosom hanya mempunyai satu lengan.
Macam Kromosom
Macam atau tipe kromosom dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
  • Autosom, yaitu kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Diberi simbol A (autosom).
  • Gonosom atau kromosom seks, yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin organisme.
Contoh penulisan kromosom pada manusia.


Sel tubuh pria : 44A + XY atau 22AA + XY
Sel tubuh wanita : 44A + XY atau 22AA + XX


Sperma : 22A + X atau 22A + Y
Ovum : 22A + X


Gen
Gen merupakan unit terkecil yang terletak pada bagian kromosom yang disebut lokus. Fungsi gen adalah menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya dan mengendalikan perkembangan dan metabolisme sel.
Gen merupakan substansi hereditas yang mempunyai sifat-sifat berikut.
  • Mengandung satuan informasi genetik.
  • Dapat menduplikasikan diri.
  • Sebagai zarah yang kompak yang menempati lokus dalam kromosom.
  • Mengatur sifat-sifat yang diturunkan.
Pada sel somatis kromosom selalu berpasangan dengan kromosom homolognya. Gen yang menempati lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog disebut alel. Alel selalu muncul berpasangan. Jika gen A (dominan) dan gen a (resesif) membentuk pasangan disebut heterozigot. Jika gen A dan gen A berpasangan membentuk homozigot dominan. Jika kedua gen yang berpasangan resesif maka disebut heterozigot resesif, misalnya aa.
Nukleoplasma
Nukleoplasma tersusun oleh nukleoprotein (protein dan asam nukleat). Asam nukleat tersusun atas rangkaian fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen. Basa nitrogen terdiri dari purin (adenin) (A) dan guanine (G), serta pirimidin (timin) (T), sitosin (S), dan urasil (U).
DNA (Deoxyribo Nucleic Acid)
DNA terletak pada gen-gen di dalam kromosom. Oleh karena kromosom terdapat di dalam nucleus, maka DNA banyak ditemukan di dalam nukleus sel. Molekul DNA juga ditemukan dalam mitokondria, plastida, dan sentriol.
DNA merupakan pembawa informasi genetik yang terdiri dari pasangan rangkaian nukleotida yang terpilin (double heliks). Komponen dasar penyusun DNA adalah sebagai berikut.
  • Gugusan gula (deoksiribosa/pentosa).
  • Gugusan fosfat.
  • Basa nitrogen terdiri dari purin meliputi adenin (A) dan guanin (G); serta pirimidin meliputi sitosin (S) dan timin (T).
Purin atau pirimidin yang berikatan dengan deoksiribosa membentuk suatu molekul yang disebut nukleosida. Nukleosida yang berikatan dengan fosfat membentuk nukleotida atau deoksiribonokleotida. Pasangan basa nitrogen pada DNA, yaitu adenin (A) dan guanin (G) dengan sitosin (S). Antara basa nitrogen dihubungkan ikatan hidrogen.
DNA memiliki sifat yang menarik dan unik. Jumlah adenin yang terdapat di dalam DNA suatu organisme sama dengan jumlah timin. Demikan pula jumlah sitosin akan selalu sama dengan jumlah guanin. Keunikan lain adalah jumlah dan susunan atau urutan basa berbeda pada setiap spesies. DNA bersifat stabil dan tidak mudah terurai. Dengan sifat ini maka DNA mampu mempertahankan sifat sel yang mantap.
Sifat khas yang lain dari DNA adalah kemampuannya melakukan penggandaan diri (replikasi). Replikasi merupakan peristiwa sintesis DNA yang terjadi karena adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. Pada beberapa organisme seluler, replikasi DNA terjadi di dalam inti sel dan terjadi sebelum sel membelah.
Ada beberpa hipotesis cara cara DNA bereplikasi, yaitu semikonservatif, konservatif, dan dispersif.
Teori Semikonservatif
Replikasi DNA menurut teori ini dimulai dengan terpisahnya dua rantai DNA akibat lemahnya ikatan hidrogen yang mengikatkan dua basa nitrogren pada heliks ganda. Tiap-tiap rantai nukleotida membentuk pasangan komplementernya sehingga dihasilkan dua DNA identik. Tiap-tiap DNA terdiri dari satu rantai lama dan satu rantai baru.
Teori Konservatif
Heliks ganda pararel tetap utuh, tetapi berfungsi sebagai cetakan untuk dua rantai heliks ganda baru.
Dispersif
Kedua buah rantai polinukleotida terputus-putus. Segmen rantai DNA parental digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Akibatnya rantai DNA lama DNA yang baru dibentuk saling bersambungan sehingga dihasilkan heliks ganda baru.
RNA (Ribo Nucleic Acid)
RNA berbentuk rantai tunggal yang disintesis oleh DNA melalui proses transkripsi. Komponen penyusun RNA adalah sebagai berikut.
  • Gugusan gula (ribosa)
  • Gugusan fosfat.
  • Basa nitrogen terdiri dari purin meliputi adenin (A) dan guanin (G); serta pirimidin meliputi sitosin (S) urasil (U).
Pasangan basa nitrogen pada RNA adalah adenin (A) dengan urasil (U), sedangkan sitosin (S) dengan guanin (G). RNA dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut.
  • mRNA (messenger RNA) atau RNAd (RNA duta), mengandung kode-kode genetik yang harus diterjemahkan.
  • tRNA (transfer RNA) sebagai heliks terpendek, berfungsi menerjemahkan kode genetik dan membawa asam amino.
  • rRNA (ribosomal RNA) yang terdapat di ribosom. Bersama dengan tRNA bertugas menyusun asam amino menjadi rangkaian polipeptida sesuai dengan susunan kode genetiknya. 

sumber: http://iptekdakhlan.blogspot.com/2009/07/substansi-genetik-i-kromosom-i-struktur.html

Susunan Pembuatan Makalah

Posted: Minggu, 09 Oktober 2011 by Shiro in
0

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN DAFTAR ISI
HALAMAN GAMBAR/GRAFIK (JIKA ADA)

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berisi tentang alasan pemilihan tema dalam pembuatan paper/makalah.

1.2. TUJUAN
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan makalah/paper.

1.3. RUANG LINGKUP MATERI
Berisi tentang ilmu atau teori yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam makalah/paper.

BAB II : DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang dipilih. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di mana kutipan tersebut diambil.

BAB III : PEMBAHASAN

Berisi tentang data yang diperoleh di lapangan/kenyataan dan dikaitkan dengan ilmu atau teori yang sudah ada. Jika ada kesesuaian dibahas lebih lanjut dan dapat pula dimasukkan pendapat pribadi yang berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide.
Jika memang ditemukan ketidaksesuaian antara teori atau ilmu yang sudah ada dengan kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk melihat mengapa hal ini dapat terjadi.Dapat pula dimasukkan pendapat pribadi berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide sehingga antara kenyataan dengan ilmu yang ada, baik yang ada hubungannya maupun tidak, dapat dijelaskan dengan baik dan rinci.

BAB IV : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan.




4.2. USUL DAN SARAN
Dapat juga dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah dimunculkan dalam pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah/paper. Daftar pustaka berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain. Penulisannya secara lengkap dan mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

LAMPIRAN
Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam pembuatan makalah.



Font: New Times Roman
Size: 12 pt
Spasi: 1.5
Kertas: F4
Jumlah Halaman: minimal 25 halaman (isi) tidak termasuk daftar isi, kt pengantar, dsb.


 sumber:  http://smkn2banjar.justdiscussion.com/t7-susunan-format-makalah-paper

Soal Kimia, Redoks dan Elektrokimia

Posted: Jumat, 30 September 2011 by Shiro in
0

nih udah ada soal kimia tentang redoks dan elektrokimia. ada 2 file, download aja 22 nya. cz beda :)
Download1                       Download2


sumber:
http://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/2-reaksi-redoks-dan-elektrokimia/7-soal-soal/
http://bimbelsmes.com/artikel/soal/KimXII/S-Redok&Elektrokimia.pdf

Soal Fisika, Gelombang Bunyi

Posted: by Shiro in
0

Soal Fisika tentang gelombang bunyi. yang butuh silahkan....
Download

sudah ada isi dan pembahasannya.


sumber: www.scribd.com

Bunyi

Posted: by Shiro in
0

 GETARAN BUNYI

Sehelai dawai ditegangkan dengan beban variabel. Jika dawai dipetik di tengah-tengahnya, maka seluruh dawai akan bergetar membentuk setengah panjang gelombang.
Gelombang yang terjadi adalah gelombang stasioner, pada bagian ujung terjadi simpul dan di bagain tengah terjadi perut. jadi panjang kawat L = clip_image002 atau = lo = 2L. Nada yang ditimbulkan adalah nada dasar, Jika frekwensinya dilambangkan dengan fo maka :
 fo . lo = fo . 2L = v     fo = clip_image004
Jika tepat ditengah dawai dijepit, kemudian senar digetarkan maka getaran yang terjadi dalam senar digambar sebagai berikut :
clip_image005
Senar digetarkan pada jarak clip_image007L dari salah satu ujung senar. Gelombang yang terjadi menunjukkan bahwa pada seluruh panjang tali erjadi 1 gelombang. Jadi  L = l1 dan nada yang ditimbulkannya merupakan nada atas pertama., dengan frekwensi f1.
Maka f1 . l1 = f1 . L = v     f1 = clip_image009=clip_image011
Dawai juga dapat digetarkan sedemikian sehingga antara kedua ujungnya terdapat dua buah simpul, yaitu dengan cara pada jarak clip_image013 panjang dawai dari salah satu ujungnya dijepit dengan penumpu dan dawai digetarkan pada jarak clip_image015L, maka pola gelombang yang terjadi dapat digambar sebagai berikut : 
clip_image016
Seluruh panjang dawai akan menggetar dengan membentuk 1clip_image002 gelombang.
Jadi L = 1clip_image002 l2  Nada yang ditimbulkan adalah nada atas kedua dengan frekwensi f2.
Jadi :
L = clip_image019 l2 atau l2  =clip_image021 L
f2 . l2 = f2 . clip_image021L = v
f2 = clip_image023
dari data di atas dapat disimpulkan :
fo : f1 : f2 :  .  .  .   = 1 : 2 : 3 :  .  .  .
Yang disebut nada selaras (nada harmonis) atau juga dinamakan nada flageolet.
Rumus umum dari pada frekwensi nada-nada tersebut di atas adalah :
clip_image025
clip_image027

karena v adalah kecepatan rambat gelombang transversal, maka
clip_image029

dari persamaan di atas dapat disimpulkan dalam hukum Mersenne berikut ini :
1.      Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan panjang dawai.
2.      Frekwensi nada dasar dawai berbanding lurus ( berbanding senilai ) dengan akar    kuadrat tegangan tali.
3.      Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan akar kudrat penampang dawai.
4.      Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan akar kuadrat masa jenis bahan dawai.

Pada nada atas ke-n terdapat ( n+2 ) simpul dan ( n+1 ) perut. 

GETARAN KOLOM UDARA

PIPA ORGANA TERBUKA.
Kolom udara dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat musik yang dinamakan Organa,  baik organa dengan pipa tertutup maupun pipa terbuka. Dibawah ini adalah gambar penampang pipa organa terbuka.
clip_image030

Jika Udara dihembuskan kuat-kuat melalui lobang A dan diarahkan ke celah C, sehingga menyebabkan bibir B bergetar, maka udarapun bergetar. Gelombang getaran udara merambat ke atas dan oleh lubang sebelah atas gelombang bunyi dipantulkan ke bawah dan bertemu dengan gelombang bunyi yang datang dari bawah berikutnya, sehingga terjadilah interferensi. Maka dalam kolom udara dalam pipa organa timbul pola gelombang longitudinal stasioner. Karena bagian atas pipa terbuka, demikian pula celah C, maka tekanan udara di empat tersebut tentulah sama dan sama dengan tekanan udara luar, jadi tekanan di tempat tersebut timbulah perut.
Pada gambar (b) di atas terlihat 1 simpul diantara 2 perut. Ini berarti pipa organa bergetar dengan nada terendah yang disebut nada dasar organa. Frekwensi nada dasar dilambangkan fo, jadi L = clip_image002clip_image032o atauclip_image032o = 2L, sehingga fo= clip_image004.
Pada gambar (c) memperlihatkan dua simpul dan satu perut diantara kedua perut, dikatakan udara dalam pipa organa bergetar dengan nada atas pertama dan dilambangkan dengan f1. Pada pola tersebut sepanjang kolom udara dalam pipa terjadi 1 gelombang.
Jadi :
clip_image0321 = L
f1 . l1 = f1 . L = v
f1 = clip_image009=clip_image011

Pada gambar (d) memperlihatkan 3 simpul dan dua perut di antara kedua perut, dan bunyi yang ditimbulkan merupakan nada atas kedua dilambangkan f2. Pada pola tersebut dalam pipa organa terbuka tersebut terjadi 1clip_image002gelombang,
jadi :
L = clip_image019 l2 atau l2  =clip_image021 L
f2 . l2 = f2 . clip_image021L = v
f2 = clip_image023

Secara berturut-turut peristiwa di atas dapat kita amati sebagai berikut :
clip_image037         ( 2 perut dan 1 simpul )
clip_image039         ( 3 perut dan 2 simpul )
clip_image041         ( 4 perut dan 2 simpul )
clip_image043         ( 5 perut dan 4 simpul )

Pada nada atas ke-n terdapat : ( n+2 ) perut dan ( n+1 ) simpul sehingga secara umum dapat dirumuskan sebagai :
clip_image025
clip_image027


Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa :
fo : f1 : f2 : f3 :  .  .  .   = 1 : 2 : 3 : 4 :  .  .  .
Ungkapan tersebut dinamakan Hukum Bernoulli ke I, yaitu : Frekwensi nada-nada yang dihasilkan oleh pipa organa terbuka berbanding sebagai bilangan asli.




PIPA ORGANA TERTUTUP

Apabila pada ujung atas pipa organa tertutup, maka dinamakan pipa organa tertutup, sehingga gelombang longitudinal stasioner yang terjadi pada bagian ujung tertutup merupakan simpul dan pada bagian ujung terbuka terjadi perut.
Gambar berikut menunjukkan berbagi pola getaran yang terjadi pada pipa organa tertutup.
clip_image044
Pada (a) memberikan nada dasar dengan frekwensi fo. Pada panjang kolom udara L terjadi 1/4 gelombang, karena hanya terdapat 1 simpul dan 1 perut.
Jadi :
L = clip_image002clip_image032 o ; clip_image032 o = 4L
f0 . l0 = f0. 4L = v
f0 = clip_image046

Pada pola ( b ) memberikan nada atas pertama dengan Frekwensi f1. Sepanjang kolom udara pipa organa tertutup terjadi 2 simpul dan 2 perut, sehingga panjang pipa = clip_image048panjang gelombang.
Jadi :
L =clip_image048clip_image0321    atau   clip_image0321 =clip_image051 L
f1 . l1 = f1 . clip_image051 L = v
f1 = clip_image053

Pada pola ( c ) memberikan nada atas kedua dengan dengan frekwensi f2 pada panjang kolom udara pipa organa tertutup terjadi 3 simpul dan 3 perut, sehinga panjang pipa = clip_image055panjang gelombang.
Jadi :
L = clip_image055 l atau   l2  =clip_image058 L
f2 . l2 = f2 . clip_image058L = v
f2 = clip_image060

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan :
Pada nada atas ke-n terdapat ( n+1 ) simpul dan ( n+1 ) perut.
fo : f1 : f2 : f3 :  .  .  .   = 1 : 3 : 5 : 7 :  .  .  .
Ungkapan ini dinamakan Hukum Bernoulli ke II : Frekwensi nada pipa organa tertutup berbanding sebagai bilangan-bilangan ganjil.

Secara umum dirumuskan :
clip_image062

Sehingga untuk panjang gelombangnya :
clip_image064



SETIAP GELOMBANG MERAMBATKAN ENERGI

Rambatan bunyi adalah ramabatan gelombang, sedangkan rambatan gelombang adalah salah satu bentuk rambatan energi. Makin besar energi bunyi yang diterima makin nyaring suara yang kita dengar.
INTENSITAS BUNYI.

Yang dimaksud dengan intensitas bunyi ialah :  Besar energi bunyi tiap satuan waktu tiap satuan luas yang datang tegak lurus.
Dapat dirumuskan sebagai :
clip_image066
I   = Intensitas bunyi dalam watt/m2 atau watt/cm2
A = Luas bidang bola dalam m2 atau cm2
P  = Daya bunyi dalam J/det atau watt.
Bila S merupakan sumber bunyi yang berdaya P watt dan energi bunyi merambat ke segala arah sama rata, Intensitas bunyi di titik yang jaraknya R dari S adalah :
clip_image068
clip_image070

Kesimpulan : Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
TARAF INTENSITAS BUNYI. ( TI )

Intensitas bunyi terkecil yang masi merangsang pendengaran disebut harga ambang pendengaran, besarnya 10-12 watt/m2.
Intensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar tanpa menimbulkan rasa sakit pada telinga sebesar 1 watt/m2.
Logaritma perbandingan intensitas bunyi dengan harga ambang pendengaran disebut Taraf Intensitas Bunyi.

clip_image072
TI    taraf intensitas bunyi dalam : Bel.
I      adalah intensitas bunyi.
Io     adalah harga ambang pendengaran.
Bila satuan TI dalam Decibel ( dB ) hubungan di atas menjadi :
clip_image072             1 Bel = 10 dB.



INTERFERENSI 2 GELOMBANG BERFREKWENSI BERBEDA SEDIKIT MENIMBULKAN LAYANGAN.



Sebuah titik P mulai bergetar karena mendapat usikan dari dua gelombang yang frekwensi f1 dan f2, dimana f1 - f2 = d ( d bilangan kecil ), Getaran yang dilakukan P oleh pengaruh gelombang-gelombang tersebut masing-masing mempunyai persamaan sebagai berikut :
Persamaan gelombang yang pertama : y1 = A1 sin 2 p f1 t
Persamaan gelombang yang kedua    : y2 = A2 sin 2 p f2 t
Dalam hal ini A1 = A2 = A, sehingga superposisi kedua gelombang dinyatakan dengan :
y = y1 + y2
y = A sin 2 p f1 t + A sin 2 p f2 t
y = 2A sin  2 p clip_image002(f1 + f2 ) t . cos 2 pclip_image002(f1 - f2) t
y = 2 A sin clip_image074t . cos clip_image074t
Karena f1 - f2 = d, maka persamaan di atas menjadi :
y = 2A sin  2 p clip_image002(f1 + f2 ) t . cos 2 pclip_image002d t
Karena nilai d kecil, maka nilai clip_image002(f1 + f2 ) t = clip_image002( f + f + d ) = f
Sehingga persamaan di atas dapat ditulis :
y = 2A cos  p d t . sin  2 p f t
Persamaan di atas dapat dianggap sebagai  persaman getaran selaras dengan frekwensi f dan amplitudo yang tergantung dari pada waktu, yaitu 2A cos  p d t. Ini berarti amplitudo tersebut mempunyai frekwensi  clip_image002d dan periode clip_image076 detik. Ini berarti bahwa dalam selang waktu clip_image076 detik amplitudo mencapai harga  nol - ekstrim - nol - ekstrim - nol.
Karena kuat bunyi (intensitas bunyi) berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya, maka makin besar amplitudonya, makin kuatlah bunyi tersebut, sehinga dalam interval clip_image076detik tersebut juga akan terdengar bunyi lemah - kuat -  lemah - kuat - lemah sesuai dengan pengertian satu layangan.

Layangan adalah interferensi dua getaran harmonis yang sama arah getarnya, tetapi mempunyai perbedaan frekwensi sedikit sekali. Misalnya dua getaran A dan N berturut-turut mempunyai frekwensi f1 = 4 Hz dan f2 = 6 Hz
Mula-mula kedua sumber getar bergetar dengan fase sama, jadi superposisi gelombang saling memperkuat atau terjadi penguatan. Setelah beberapa saat getaran B mendahului clip_image002getaran dari pada A, sehingga fasenya berlawanan, jadi saat ini superposisi saling menghapus. Beberapa saat kemudian B bergetar satu getaran lebih dahulu dari A, maka saat ini fase A dan B sama lagi dan terjadi superposisi saling memperkuat lagi, artinya terjadi terjadi penguatan lagi dan seterusnya.
Dari grafik di atas terlihat bahwa amplitudo dari superposisi adalah y = y1 + y2 yang harganya bertambah besar dari nol sampai maksimum dan kemudian menjadi kecil lagi dari maksimum sampai nol.
Pada saat terjadi amplitudo maksimum, maka interferensi mencapai terkuat atau terjadi penguatan dan pada saat amplitudo minimum terjadi interferensi pelemahan. Yang dimaksud dengan satu layangan ialah bunyi yang terdengar keras- lemah - keras atau lemah - keras - lemah, seperti yang terlihat pada grafik.
Jika untuk terjadi satu layangan diperlukan waktu clip_image078detik, maka dalam satu detik terjadi     layangan. Bilangan ini ternyata sama dengan selisih frekwensi antara sumber bunyi yang menimbulkannya.
Jadi :
                                    d = / f1 - f2 /
                                          d = jumlah layangan.

f1 dan f2 adalah frekwensi-frekwensi yang menimbulkan layangan. 



sumber: http://basicsphysics.blogspot.com/2009/08/bunyi.html